Minggu, 05 November 2017

EYD dan Tanda Baca



PENGERTIAN EJAAN
Pengertian Ejaan ialah keseluruhan system dan peraturan penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman. Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan dari penyempurnaan atas ejaan-ejaan sebelumnya.
Ejaan yang disempurnakan ( EYD ) mengatur :

1.Pemakaian Huruf
A.    Huruf Abjad
Huruf abjad yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z.
B.     Huruf Vokal
Huruf vokal di dalam bahasa Indonesia adalah : a, i, u, e dan o
C.     Huruf Konsonan
Huruf konsonan yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
a, b, c, d, f, g, h, i, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y dan z.   
D.    Huruf Diftong
Didalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi.
E.     Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan,  yaitu:
kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
F.      Pemenggalan Kata
a)      Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan dengan cara:
 Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu.
Contoh: aula  menjadi au-la bukan a-u-l-a
b)      Jika di tengah kata ada konsonan termasuk gabungan huruf konsonan,  pemenggalan itu dilakukan sebelum huruf konsonan.
Contoh: bapak  menjadi ba-pak
c)      Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf  itu.
Contoh : mandi menjadi man-di
d)     Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan, pemenggalan itu dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan kedua.
Contoh : ultra  menjadi ul-tra.



2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
A.    Huruf Kapital atau Huruf Besar
Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan langsung, ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama gelar kehormatan, unsur nama jabatan, nama orang, nama bangsa, suku, tahun, bulan, nama geografi, dll.
B.     Huruf Miring
Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar, yang dikutip dalam tulisan, nama ilmiah atau ungkapan asing, dan untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
3. Penulisan Kata
a)      Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
b)      Kata Turunan
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Jika bentuk kata dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsure gabungan kata itu ditulis serangkai.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
c)      Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
d)     Gabungan Kata
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsure-unsurnya ditulis terpisah.

e)      Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.

e)      Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

f)       Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

g)      Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
h)      Partikel
Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

i)        Singkatan dan Akronim
·         Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari atas satu huruf atau lebih.
·         Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
j)        Angka dan Lambang
·         Angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakanangka Arab atau angka Romawi.
·         Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
·         Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
·         Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
·         Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an.
·         Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
·         Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
·         Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.
·         Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
·         Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.

4. Singkatan dan Akronim
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata. Contoh : rudal ( peluru kendali ), tilang ( bukti pelanggaran )
5. Angka dan Lambang Bilangan
Penulisan angka dan bilangan terdiri dari beberapa cara yaitu :
A.     berasal dari satuan dasar sistem internasional, Contoh : arus listrik dituliskan A = ampere
B.     menyatakan tanda decimal, Contoh : 3,05 atau 3.05
6. Penulisan Unsur Serapan
Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah bahasa asing yang sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia.
Contoh : president menjadi presiden
7. Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian tanda baca terdiri dari tanda (.) , (,), (-), (;), (:), (”)
8. Pedoman Umum Pembentukan Istilah
Pembentukan istilah asing yang sudah menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia mengikuti kaidah yang telah ditentukan, yaitu :
A.    penyesuaian Ejaan.
Contoh : ae jika tidak bervariasi dengan e, tetap e, aerosol tetap aerosol

B.     penyesuaian huruf gugus konsonan.
Contoh : flexible  menjadi fleksibel

C.     penyesuaian akhiran.
Contoh : etalage  menjadi etalase

D.    penyesuaian awalan.
Contoh : amputation  menjadi amputasi
9. Gaya Bahasa
Gaya bahasa ialah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara. Gaya bahasa disebut juga majas.
a)      Gaya bahasa simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan simbol benda, lambang, binatang atau tumbuhan.
Contoh : Lintah darat harus dibasmi ( Lintah darat adalah simbol pemeras, rentenir atau pemakan riba)

b)      Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan
Contoh : Tawanya menggelegar hingga membelah bumi.
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), antara lain:
  • "tj" menjadi "c" : tjutji → cuci
  • "dj" menjadi "j": djarak → jarak
  • "j" menjadi "y" : sajang → sayang
  • "nj" menjadi "ny" : njamuk → nyamuk
  • "sj" menjadi "sy" : sjarat → syarat
  • "ch" menjadi "kh": achir → akhir
Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:
  • Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
  • Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata furqan, dan xenon.
  • Awalan "di-" dan kata depan "udi" dibedakan penulisannya. Kata depan "di" pada contoh di rumahdi sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara "di-" padadibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
  • Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan
Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:
  1. Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
  2. Penulisan kata.
  3. Penulisan tanda baca.
  4. Penulisan singkatan dan akronim.
  5. Penulisan angka dan lambang bilangan.
  6. Penulisan unsur serapan.
Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi sebelum EYD, "oe" sudah tidak digunakan.

Pemakaiaan tanda baca
            Dalam penulisan karangan dan karya ilmiah sering sekali terjadi kesalahan dalam penggunaan tanda baca dan huruf.  Sehingga menajadikan karangan dan karya ilmiah yang kita buat menjadi kurang baik karena ada kesalahan dalam penulisannya.  Dari semua kesalahan itu sebenarnya mereka mampu membuat karya ilmiah yang baik, akan tetapi mereka sering lalai dan ceroboh saat menggunakan tanda baca.  Karena tanda baca selalu di anggap sepele dalam penggunaannya sehingga kadang membuat kalimat yang berada pada karya ilmiah menjadi rancu dan berbeda arti. Suatu contoh yang dapat kita ambil “kucing makan ikan mati”. Dalam konteks kalimat ini bila tidak diberi pemisah tanda baca maka kalimat tersebut akan sulit dipahami oleh pembacanya. Dalam kalimat “kucing makan ikan mati” siapakah yang mati pada konteks kalimat ini?, akan tetapi bila kita ganti kembali konteks kalimat ini menjadi “kucing makan, ikan mati” siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini, kemudian apabila kita ganti kembali konteks kalimat ini menjadi “kucing makan ikan, mati” siapakah yang mati dalam konteks ini?. Kucing makan ikan mati adalah salah satu contoh kalimat yang banyak persepsi apabila kita salah menggunakan tanda bacanya. Oleh karena itu, pemakaian tanda baca dalam penyusunan kalimat sangatlah perlu dan penting.
 Macam-macam tanda baca
1.      Tanda titil(.)
2.      Tanda koma(,)
3.      Tanda titik koma(;)
4.      Tanda titik dua (:)
5.      Tanda hubung (-)
6.      Tanda pisah (_)
7.      Tanda elipis (...)
8.      Tanda tanya (?)
9.      Tanda seru (!)
10.  Tanda kurung (())
11.  Tanda kurung siku([])
12.  Tanda petik ganda (“...”)
13.  Tanda petik tunggal (‘...’)
14.  Tanda garis miring (/)
15.  Tanda penyingkat (‘)
Fungsi tanda baca
            Fungsi tanda baca secara umum adalah untuk menjaga keefektifan komunikasi, berperan untuk menunjukkan struktur organisasi suatu tulisan dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaltu pembacaan.  Setiap tanda baca juga mempunyai fungsi yang lebih mendalam sebagai berikut.


Tanda titik(.)
·         Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
Hari sabtu ada kuliah Bahasa Indonesia.
Kakeku tinggal di Solo.
·         Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya.
Contoh:
Desa itu berpenduduk 3.500 orang.
Banjir bandang menewaskan 1.300 jiwa.
·         Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh:
1.20.35 jam (1 jam, 20 menit, 35 detik)
2.30.45 jam (2 jam, 30 menit, 45 detik)
Tanda koma(,)
·         Tanda koma digunakan antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh:
Salman membeli kertas, pena, dan penghapus.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
·         Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului kata tetapi atau melainkan.
Contoh:
Saya ingin datang ke pesta, tetapi di luar hujan
Seloka bukan anak Pak Wira, melaikan anak Pak Sulthan
·         Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau hari ini hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.


·         Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain kalimat
Contoh :
Kata ibu, “saya gembira sekali”
·         Tanda koma digunakan untuk memisahkan kata seperti Oh, Ya, Hai.
Contoh:
Oh, begitu?
Hai, apa kabar?
·         Tanda koma digunakan diantara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, dan nama tempat, wilayah atau nergri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Depok.
Saudara anwar, jalan pisang satu batu 1, Depok.
·         Tanda koma digunakan diantara nama orang dan gelar akademik untuk membedakan dari nama singkatan sendiri
Contoh:
Kristianto, S.H.
Faza dhifan, S.T.
·         Tanda koma digunakan di muka angka persepuluh atau diantara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
12,5 m

Tanda titik koma (;)
·         Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang kalimat yang sejenis setara.
Contoh:
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga
·         Tanda titik koma digunakan untuk Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur; adik bermain bola. 
Tanda titik dua(:)
·         Tanda titi dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma mempunyai 4 jurusan: Teknik Industri, Teknik mesin, Teknik mesin, Teknik  informatika
·         Tanda titik dua digunakan pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
Contoh:
Project By: Alland Project
·         Tanda titik dua digunakan dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
Contoh:
Pak bedul: “Jangan datang terlambat.” 
Dudi: “Siap, Pak.” 
Tanda hubung(-)
·         Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang
Contoh:
Anak-anak kelaparan di negara Afrika adalah akibat globalisasi.
·         Tanda hubung digunkan untuk menyambung kata yang terpisah oleh baris
Contoh:
Walaupun demikian, masih banyak yang tidak-
Mematuhi peraturan tersebut.
·         Tanda hubung digunakan untuk menyambung kata-kata yang dieja satu-satu
Contoh:
p-e-n-i-t-i-p-a-n
·         Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing
Contoh:
di- packing 


Tanda tanya(?)
·         Tanda tanya selalunya digunakan pada setiap akhir kalimat tanya.
Contoh:
Siapa Presiden Indonesia saat ini?
·         Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Ia dilahirkan pada tahun 1998 (?)
Tanda seru(!)
  • Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Jangan letakan benda itu di depan saya !
Tanda kurung (())
  • Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Komisi A telah menyusun GBPK (Garis Besar Program Kerja) dalam sidang pleno tersebut.
·         Tanda kurung mengapit digunakan untuk keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan perkembangan per-ekonomian Indonesia lima tahun terakhir.
·         Tanda kurung digunakan untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
·         Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).


Tanda Kurung Siku ([...])
·         Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai korekssi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
Sang Puteri men[d]engar bunyi gemerisik.
·         Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35––38]) perlu dibentangkan di sini.
Tanda Petik (“...”)
·         Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnya.
Contoh:
“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
·         Tanda petik digunakan untuk mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada halaman 5 buku itu.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam harian Tempo.
·         Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Saat ini ia sedang tidak mempunyai pacar yang di kalangan remaja dikenal dengan “jomblo”.
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.




Tanda Petik Tunggal (‘...’)
·         Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya Badri, Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
·          Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh:
Feed-back berarti ‘balikan’.
 Tanda Garis Miring (/)
·         Tanda garis miring digunakan di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
No. 12/PK/2005
Jalan Kramat III/10
·         Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata atautiap.
Contoh:
Laki-laki/Perempuan
120 km/jam
 Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
·         Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
Gunung pun ‘kan kudaki. (‘kan = akan)
17 Agustus ’45 (’45 = 1945)