Senin, 03 Oktober 2016

Duka Menyelimuti Garut

Indonesia kembali di landa bencana alam. Beberapa waktu yang lalu, Garut yang di landa bencana. Hujan deras yang menerjang Garut mengakibatkan banjir bandang yang menyapu habis semua pemukiman yang ada di Garut. Menurut Rektor Universitas Gajah Mada, banjir bandang bisa saja terjadi karena daerah Garut layaknya mangkok. Karena daerah Garut di kelilingi oleh 7 gunung api, sehingga air berpusat pada satu titik. Kondisi ini juga diperparah karna daerah aliran sungai (DAS) Cimanuk mengalami pendangkalan.

Jumlah korban meninggal akibat banjir bandang saat ini ada 30 orang. Letkol Arm Setyo Hani Susanto mengatakan data korban hilang hingga kini mencapai angka 22 orang. Sebelumnya banjir kembali menyapu wilayah Kabupaten Garut, tepatnya di Desa Mekarjaya dan Girijaya, Kecamatan Cikajang. Dikutip dari JPNN, tercatat 99 rumah di Mekarjaya dan 19 rumah di Girijaya terendam air. Di kedua desa itu genangan air mencapai ketinggian 1,5 meter. Ada sekitar 104 kepala keluarga yang terkena dampak banjir dan diungsikan ke tempat yang lebih aman. Akibat banjir yang terjadi pada tanggal 20 September 2016 ini, proses pencarian korban banjir bandang terpaksa di hentikan, karna Cikajang merupakan hulu Sungai Cimanuk, jadi dikhawatirkan ada banjir susulan. Banjir bandang dan longsor dipicu hujan deras sejak Selasa (20/9), pukul 19.00 WIB. Curah hujan tinggi menyebabkan debit Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri naik secara cepat.


Akibat hujan deras yang menerjang Garut, menyebabkan longsor di beberapa tempat. Sedikitnya 433 korban bencana banjir bandang Kabupaten Garut menghuni Markas Komando Resort Militer 062 Tarumanagara yang dijadikan pos pengungsian. "Pengungsi ditempatkan di aula Korem dalam keadaan baik. Ketersediaan permakanan, air bersih cukup. Plus bantuan dari masyarakat," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei di Garut.

Tapi puluhan warga korban banjir bandang Kampung Ciseupan Kecamatan Cibatu, nekat kembali ke rumahnya yang nyaris rubuh. Hal itu mereka lakukan karena tidak ada lagi tempat tinggal yang bisa digunakan mereka bersama keluarganya. Mereka juga berharap Pemerintah memberikan rehab bagi rumah mereka karna mereka sudah menempati rumah mereka itu selama puluhan tahun dan baru kali ini mengalami bencana ini.

Presiden Joko Widodo berkunjung ke Garut, Jawa Barat, untuk mengecek dampak tanah longsor dan banjir bandang. Setelah menyaksikan kondisi lingkungan di sekitar daerah aliran sungai pasca-bencana, Jokowi menginstruksikan Kepala Kepolisian RI Tito Karnavian bertindak tegas.

"Saya instruksikan Kapolri menindak tegas para pelaku perusakan lingkungan yang menyebabkan banjir bandang, seperti yang terjadi di Garut ini," ujar Jokowi di Garut, seperti dikutip dari siaran pers Istana Kepresidenan, Kamis, 29 September 2016.


Semoga pemerintah mulai mempercepat evakuasi agar para korban cepat di temukan. Serta pemerintah juga memikirkan nasib para warga yang sedang tinggal di tempat pengungsian.










Source:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar